Senin, 26 Mei 2014

Minggu Depan di Trafalgar Square

Trafalgar Square (Source: www.londonthisweek.co.uk)

Aku seorang pemuda yang banyak ngabisin waktu diam di rumah, duduk di depan meja sambil mantengin laptop yang terkadang nyala 24 jam nonstop. Sepertinya aku pengangguran, tapi nyatanya aku bukan pengangguran.

Pekerjaanku jualan barang di internet alias tukang online shop. T-shirt, kemeja, jeans, jersey, sepatu, jam tangan, dan beberapa aksesoris lainnya aku jualin. Penghasilan bersih per bulan dari jualan online ini gak kalah sama gaji kerja kantoran. Hebat kan?!

Senin sampai Minggu online shopku selalu buka dari pukul 09:00 sampai pukul 22:00. Walaupun begitu, terkadang masih ada aja calon pelanggan yang tanya-tanya barang pas malam udah larut. Kalau aku masih bangun biasanya aku ladenin, demi memberikan pelayanan terbaik. Tapi kalau nanya-nanyanya udah kebangetan dan gak penting-penting banget biasanya aku cuekin atau aku suruh dia beli di online shop lain.

Selepas online shopku tutup, selain ngeladenin calon pelanggan yang gak kenal jadwal, biasanya aku nyempetin diri buat update status di  jejaring sosial atau baca-baca info di internet. Selain itu juga, biasanya aku chatting sama teman lama di Facebook. Kebetulan di Facebook banyak banget temen lamaku mulai dari SD, SMP, SMA bahkan sampe Kuliah. Jadi sekalian mempererat tali persaudaraan, atau sesekali buat nawarin barang jualanku. Hehehe…

Tapi malam itu aku ngantuk banget, sepertinya melayani ajakan tempat tidur untuk menidurinya adalah pilihan tepat. Namun karena udah kebiasaan, jadi aja nyempetin eksis dulu di jejaring sosial. Dan.. tiba-tiba ada seseorang yang ngechat di Facebook,

“Hi Adit ! apa kabar? Masih inget aku gak?” tanya dia.
Nama akun Facebooknya A.P. Atkinson, dengan profil picture jam gadang yang di London.

“Hii.. kabar baik. Maaf aku lupa kamu, soalnya foto kamu gambar jam gadang” jawabku polos penuh tanya.
Lagian foto-fotonya juga gak ada satu pun yang menampakkan wajah dia, yang ada hanyalah foto-foto pemandangan dan bangunan-bangunan di Inggris.

“Aku Andin, Dit. Andini Putri anak Sastra Inggris. Pasti inget kan?! Btw, itu bukan jam gadang, tapi Big Ben. Hihihi.. ” ucap dia.
“Hmmm… oiya aku inget. Hehehe… Kamu apa kabar?” jawabku cepet.
“kabarku baik” jawab Andini cepet juga.

Andini Putri, adalah temen kampusku dulu, cuman dia beda jurusan. Aku Pertanian dia Sastra Inggris. Aku kenal dia pas Kuliah Kerja Nyata di desa. Kebetulan dia kelompok desa tetangga. Kelompok desaku dan kelompok desa dia pernah ngadain program bareng, nah dari sanalah aku kenal dia. Dari dulu kami memang akrab, dan hampir semakin akrab. Chatting dengannya malam ini membuatku seneng luar biasa.

“Oiya, kenapa namanya belakangnya pake Atkinson? Itu kan nama asli Mr. Bean kan? Kamu udah nikah sama Mr. Bean ya?” tanyaku basa-basi.
“Hehehe… iya nih” jawab dia.
Dengan cepat aku ketik “Serius?” ke dia.
“Hmm… Ntar juga kamu tau sendiri” ketik dia memberi jawaban ngambang.
Aku mikir mau ketik apa lagi.

Sebenernya dulu aku suka sama Andini, dan kayaknya Andini juga suka sama aku. Tapi entah mengapa tiba-tiba dia memilih lelaki lain. Mungkin karena aku memberi harapan palsu ke dia, jadi aja dia memilih pergi. Setelah itu, aku tau rasanya penyesalan yang paling dalam. Sekarang, tiba-tiba dia muncul lagi setelah dia berkeluarga, dan tinggal bersama suami dan anaknya, atau mungkin juga dia sekarang lagi hamil, atau, mungkin juga ternyata dia belum berkeluar….ga?

“Eitss..bentar, kata siapa dia udah berkeluarga?” pikirku. “Tadi kan dia nikah sama Mr. Bean hanya sekedar basa-basi yang aku buat?” pikirku lagi. “Bentar…bentar…, ayo Dit tanyain lagi kejelasan status dia” ucapku dalam hati.

Entah mengapa malam itu tiba-tiba perasaanku campur aduk. Kedatangan dia di dunia maya seperti jawaban doaku selama ini yang menginginkan seorang kekasih untuk melanjutkan cerita hidup bersama. Namun apa iya ini jawaban doaku? Ah… hanya sekedar harapan yang belum pasti.

Pikiran ini terus bertanya-tanya akan sesuatu, sementara hati berdetak kencang gak karuan. Pada saat yang bersamaan, jemari tangan seperti gak kompak dengan pikiran, kaku dan sulit mengetik sepatah kata pun. Tapi, dengan sekuat tenangga aku mencoba menggerakan jemari tanganku untuk mengetikkan kalimat, dan akhirnya bisa, walaupun nulis basa-basi yang.....

“Oiya, sekarang kamu tinggal dimana?” ketikan chat-ku yang pertama.
“Emmm… udah nikah?” ketikan chat-ku yang kedua. Basa-basi yang menyedihkan.

Seketika Andini pun writing message
“Sorry Dit, aku bentar lagi ada meeting nih. Aku sekarang tinggal di London. Kerja sebagai staff di Kedubes. Besok lagi ya. Bye!” jawab dia dalam chat-nya

Aku melongo, speechless.
London? Berarti Atkinson itu nama suami dia? Dia nikah sama bule? Oh.. Tuhan, bener kan tuh, harusnya tadi aku melayani ajakan tempat tidur, pastinya gak akan menerima kabar yang  menggoyahkan jiwa raga ini.
Galau !

--oOo--

Besoknya matahari bersinar cerah, tapi tidak hatiku. Tapi aku berusaha tak menampakkan rasa galauku. Matahari juga mungkin hatinya lagi galau, cuman dia selalu berusaha untuk selalu bersinar terang menyinari bumi. Aku harus bisa seprofesional matahari.

Aku seperti biasa nganter mamah berangkat ke sekolah. Mamahku adalah seorang guru Sekolah Dasar (SD). Setiap kali nganter mamah ke sekolahnya, aku gak lupa beli jajanan anak SD. Rasanya mengingatkanku pada masa kanak-kanak. Jajan cilok, batagor, cireng, dan makanan ringan lain yang masih eksis sampai sekarang. Aku beli lah tuh cilok dan batagor, tak lupa juga beli Mister Potato Veetos di warung samping SD, buat cemilan pas mantengin laptop di kamar.

Sampai di rumah langsung aku buka laptop dan siap jualan online. Biasanya hari sabtu begini suka banyak orderan. Aku buka semua media jualan ku, termasuk Facebook. Ternyata ada satu pesan masuk di inbox. Dari Andini.
“Hey Dit, maaf ya kemarin ditinggal meeting. Selamat berakhir pekan ya. Lagi apa nih?” tulis Andini di pesannya.

Aku gak sempet bales pesannya tersebut, karena kebetulan ada telepon masuk dari reseller yang mau pesan produk-produk jualanku. Sampai akhirnya aku kelupaan untuk ngebales pesannya Andini.

Malam harinya setelah online shopku tutup, aku bikin multiperson chat bareng temen-temenku. Pas lagi seru-serunya ngobrol sama temen-temen, tiba-tiba ada chatbox baru muncul, ternyata Andini.

“Hey Dit, sombong ih gak dibales chatku semalem” ucap Andini.
“Eh Andin, iya maaf. Tadi pagi aku kelupaan, maklum kalau weekend gini jualanku laris” jawabku ke Andini.
“Oh gitu ya. Hebat. Btw, enak ya kerjanya di rumah, bisa selalu deket sama mama papa. Kalau aku jauh, di sini sendirian” ucap Andini sambil sedikit curhat sepertinya.

Sendirian? Aha ! berarti …. Ah tiba-tiba aku senyum-senyum sendiri membaca chatnya Andini.

“Yaudah aku ke sana ya biar nemenin kamu” ucapku cengengesan. Memang dalam hati ini, ingin sekali aku pergi menemuinya ke London, dan mengucapkan perasaanku ini padanya.

Andini hanya bales pake ikon smile. Namun kemudian dia bales lagi.
“Aku kalau lagi luang biasanya pergi ke Trafalgar Square” chat pertama Andini.
“Sekarang juga lagi duduk di Trafalgar Square” chat kedua Andini.
“Rame banget banyak orang kalau sore hari gini. Oya disini masih sore loh” chat ketiga Andini.
“Kalau beruntung, terkadang ketemu orang Indonesia” chat keempat Andini.
Akupun bales chatnya Andini,
“Wahh seru. Trafalgar Square itu tempat apa?” tanyaku.
“Taman. Semacam alun-alun gitu kalau di kita. Rame banget orang-orang, apalagi kalau weekend gini. Kedubes RI juga suka ngadain acara budaya disni” jawab Andini.
Intersesting! Oya, ceritain dong tempat-tempat menarik lain di Inggris” pintaku ke Andini.
“Mau yang mana dulu nih? Tempat menarik di sini banyak” jawab Andini.
“Ada London Eye, Sungai Thames, Buckingham Palace, stadion-stadion klub bola ternama, pertunjukkan opera, banyak deehhh” jawab Andini lagi.
“Yaudah ceritain London Eye dulu deh. Apaan sih itu?” tanyaku ke Andini.
“London Eye itu bianglala raksasa, letaknya samping sungai Thames. Dari London Eye kamu bisa lihat indahnya Kota London” jawab Andini.
“Wah seru.. Aku pengen banget ke sana” jawabku tegas.
“Yaudah ayo kesini!” jawab Andini tegas juga.

Andini pun menceritakan lagi tempat-tempat menarik di Inggris, seperti Buckingham Palace, Westminster Abbey, Beatles Museum, dan beberapa stadion klub bola ternama.

“Kalau Westminster Abbey tempat Pangeran William nikah sama Kate Middleton, dari situ mereka diarak menuju Buckingham Palace. Seneng banget ya bisa nikah di tempat seindah itu” kata Andini.
“Iya, nyenengin” jawabku.
“Kamu kapan nikah Dit? Apa udah?” tiba-tiba Andini merubah topik chattingan.
“Belum. Kalau kamu?” tanyaku.
“Belum” jawab Andini.

Seketika badan serasa tak memiliki tulang. Melayang meliuk-liuk di atas awan. Lemes tapi seneng baca chattingan dari Andini tersebut. Hawa segar pun terasa memasuki kamar yang sebenernya udah bau apek. Harapan itu masih ada boy !

“Dit udah dulu ya, aku ada janji nih sama temen mau makan malem” kata Andini.

Aku tak membalas chattingan terakhir Andini, saking sudah melayang jauh ke angkasa luar. Bahagia.

Pastinya Andini tidak tahu kalau malam itu seisi kamarku berpesta ria. Bantal, guling, tempat tidur, laptop, sampai lemari bergoyang bersama sambil mengucapkan selamat kepadaku. Oh senangnya. Malah terlihat si selimut lagi asyik goyang itik sendirian di pojokkan kamar.

--oOo--

Minggu pagi aku terbangun dengan perasaan senang. Sepertinya aku harus jalan-jalan. Ku ajak mamah, bapak, kakak dan keponakan makan bersama di salah satu tempat makan terkenal.

“Ada apa nih kok tiba-tiba ngajak makan-makan?” tanya si bapak heran.
“Lagi pengen aja Pak” jawabku.

Terlihat si mamah tersenyum melihatku, sepertinya sedang merasakan rasa senang anak bungsunya ini.

Hari minggu yang sangat menyenangkan karena keluargaku ikut merasakan kesenangan ini. Walaupun mereka belum tahu kesenangan apa yang lagi aku rasakan. Tidak lupa aku pun menyenangkan penghuni kamarku. General cleaning !. Setelah kubersihkan kamar, aku pun mencuci selimut goyang itikku dan menjemur kasur, bantal serta guling. Kamarku yang tadinya apek sekarang bersih dan berseri.

Malamnya, aku pun kembali berselancar di dunia maya. Membalas komentar calon pelanggan, dan mendata barang-barang yang sudah dipesan. Ada satu lagi yang aku tunggu kalau malam-malam begini. Tebak apa!? Betul, bisa chatting sama Andini. Karena dia baru mengaktifkan chatnya pas malam waktu Indonesia.

Tidak lama, ternyata benar ada chat dari Andini. Isinya membuat jantungku berdetak kencang.

“I’m sorry but I have to say this. Sebenarnya aku malu mengucapkannya. And the thing is …. I miss you a lot” chat Andini pertama
“Minggu depan papa dan mamaku mau datang ke London. Aku harap kamu juga bisa datang ke sini” chat Andini kedua
“Aku sangat mencintaimu Dit. Aku ingin melanjutkan cerita hidup bersamamu. Please, aku mau kamu yang menyampaikan keinginanku ini ke papahku” chat Andini ketiga
So, minggu depan aku tunggu kamu di Trafalgar Square. Kita ketemu di sana” chat Andini terakhir, dan kemudian Facebook dia off.

Aku deg-degan, bingung, dan speechless. Sampai tak terasa tertidur di depan laptop.

---oOo--

Pagi harinya, aku terbangun, kulihat ada satu chat di Facebook dari Andini.
Please, buka e-mail” tulis Andini.

Akupun membuka e-mail, dan ada e-mail masuk dari Andini.

“Dear Mr. Bean-ku, segera buka attachment ya. Kumohon, kamu mau menemuiku” tulis Andini di emailnya.

Ada dua kejutan dari email tersebut. Kejutan pertama adalah aku baru tersadar kalau dulu Andini pernah bilang kalau tingkah lakuku mirip Mr. Bean. That’s why she called me Mr. Bean. Berarti, nama belakang Atkinson itu adalah aku.
Kejutan kedua adalah, ternyata dia melampirkan tiket pesawat London-Jakarta pulang pergi, dan juga melampirkan foto dia sedang duduk deket patung singa di Trafalgar Square. She is so beautiful as always.

“Ya. Aku harus menemuinya. Aku gak mau ada penyesalan untuk kedua kalinya” ucapku mantap dalam hati. 

Mister Potato dan Aku